PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT DESA WISATA WARISAN BUDAYA JATILUWIH, TABANAN, BALI
Article Sidebar
Published:
Oct 10, 2019
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 280
Download : 103
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Masalah prioritas Jatiluwih sebagai Desa Warisan Budaya yang harus diselesaikan adalah kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan sanitasi, dan juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam aspek makanan dan minuman. Masalah lain yang segera menjadi prioritas adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam akomodasi yang telah dikelola oleh kelompok masyarakat di Jatiluwih. Setelah dinyatakan sebagai warisan budaya, banyak kendala yang dihadapi oleh desa terutama terkait dengan aspek pemasaran, akomodasi dan pengaturan kuliner. Kelompok usaha jasa akomodasi yang sudah ada di desa sangat membutuhkan bantuan terkait dengan manajemen rumah tangga dalam bentuk akomodasi sesuai agar dengan harapan wisatawan; Tampaknya kendala lain juga dihadapi oleh masyarakat desa, yaitu kendala pada aspek sanitasi makanan dan minuman yang dihadapi oleh kelompok bisnis jasa kuliner. Kelompok ini membutuhkan bantuan terkait dengan upaya mereka sehingga hidangan yang disediakan oleh kelompok layanan kuliner sesuai dengan harapan para wisatawan yang tinggal di desa tersebut. Hasil yang diharapkan dari bantuan pada dua kelompok bisnis ini adalah peningkatan kinerja kelompok yang mampu menyediakan akomodasi dan layanan kuliner yang sesuai dengan harapan wisatawan, baik dari aspek sanitasi yang sesuai budaya lokal.
Kata Kunci : desa wisata, homestay, kuliner, hygiene dan sanitasi, wisatawan, kelompok masyarakat.
ABSTRACT
The priority problem of Jatiluwih as Cultural Heritage Villages to be solved is the lack of knowledge about the hygiene and sanitation, and also the lack of knowledge and skills in food and beverage. The other problem that is immediately becoming a priority is the lack of knowledge and skills in accommodations that have been managed by community groups in Jatiluwih. After declaration as a cultural heritage, many obstacles faced by the village especially related to the aspects of marketing, accommodation and culinary arrangement. The accommodation services business group that already exists in the village is in dire need of assistance with housekeeping management in the form of accommodation in accordance with tourist expectations; it seems that another obstacle is also being faced by the village community, namely the constraints on food and beverage sanitation aspects faced by the culinary service business group. The group needed assistance with their efforts so that the dishes provided by the culinary services group were in line with the expectations of the tourists who stayed in the village. The expected outcome of the assistance in the two business groups is the increase in group performance that is able to provide accommodation and culinary services that are in accordance with the expectations of tourists, both from the aspect of sanitation, and local culture.
Keywords: tourism villages, homestays, culinary, hygiene and sanitation, tourists, community groups.
Masalah prioritas Jatiluwih sebagai Desa Warisan Budaya yang harus diselesaikan adalah kurangnya pengetahuan tentang kebersihan dan sanitasi, dan juga kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam aspek makanan dan minuman. Masalah lain yang segera menjadi prioritas adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam akomodasi yang telah dikelola oleh kelompok masyarakat di Jatiluwih. Setelah dinyatakan sebagai warisan budaya, banyak kendala yang dihadapi oleh desa terutama terkait dengan aspek pemasaran, akomodasi dan pengaturan kuliner. Kelompok usaha jasa akomodasi yang sudah ada di desa sangat membutuhkan bantuan terkait dengan manajemen rumah tangga dalam bentuk akomodasi sesuai agar dengan harapan wisatawan; Tampaknya kendala lain juga dihadapi oleh masyarakat desa, yaitu kendala pada aspek sanitasi makanan dan minuman yang dihadapi oleh kelompok bisnis jasa kuliner. Kelompok ini membutuhkan bantuan terkait dengan upaya mereka sehingga hidangan yang disediakan oleh kelompok layanan kuliner sesuai dengan harapan para wisatawan yang tinggal di desa tersebut. Hasil yang diharapkan dari bantuan pada dua kelompok bisnis ini adalah peningkatan kinerja kelompok yang mampu menyediakan akomodasi dan layanan kuliner yang sesuai dengan harapan wisatawan, baik dari aspek sanitasi yang sesuai budaya lokal.
Kata Kunci : desa wisata, homestay, kuliner, hygiene dan sanitasi, wisatawan, kelompok masyarakat.
ABSTRACT
The priority problem of Jatiluwih as Cultural Heritage Villages to be solved is the lack of knowledge about the hygiene and sanitation, and also the lack of knowledge and skills in food and beverage. The other problem that is immediately becoming a priority is the lack of knowledge and skills in accommodations that have been managed by community groups in Jatiluwih. After declaration as a cultural heritage, many obstacles faced by the village especially related to the aspects of marketing, accommodation and culinary arrangement. The accommodation services business group that already exists in the village is in dire need of assistance with housekeeping management in the form of accommodation in accordance with tourist expectations; it seems that another obstacle is also being faced by the village community, namely the constraints on food and beverage sanitation aspects faced by the culinary service business group. The group needed assistance with their efforts so that the dishes provided by the culinary services group were in line with the expectations of the tourists who stayed in the village. The expected outcome of the assistance in the two business groups is the increase in group performance that is able to provide accommodation and culinary services that are in accordance with the expectations of tourists, both from the aspect of sanitation, and local culture.
Keywords: tourism villages, homestays, culinary, hygiene and sanitation, tourists, community groups.
Article Details
How to Cite
Utama, I. G. B. R., & Junaedi, W. R. (2019). PROGRAM KEMITRAAN MASYARAKAT DESA WISATA WARISAN BUDAYA JATILUWIH, TABANAN, BALI. Seminar Nasional Aplikasi Iptek (SINAPTEK), 2. https://doi.org/10.36002/sptk.v0i0.767
Section
Articles
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.