Analisis Keakuratan Kode Diagnosis Kanker Nasofaring berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Ciremai Tahun 2023-2024

Main Article Content

Diva Aryanti
Fitria Dewi Rahmawati
Bhakti Aryani
Yanto Haryanto

Abstract

Kanker penyebab kematian kedua tertinggi secara global, berdasarkan survei di 115 negara mengungkapkan bahwa pada tahun 2022 tercatat 9,7 juta kematian akibat kanker dan 20 juta kasus kanker baru. Kanker nasofaring di Indonesia merupakan keganasan terbanyak ke-4 setelah kanker payudara, kanker serviks, dan kanker kulit, serta merupakan keganasan terbanyak di kepala dan leher. Pencatatan kanker nasofaring oleh BPJS Kesehatan memerlukan dukungan hasil diagnosis yang valid. Sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No 312 Tahun 2020 yang mengatur salah satu standar kompetensi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan, yaitu keterampilan dalam melakukan klasifikasi klinis, pengkodean penyakit dan masalah kesehatan lainnya, serta prosedur klinis Jenis Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif.. Data Populasi diambil dari periode Januari 2023 – Desember tahun 2024. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu total sampling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 75 sampel resume medis pasien rawat inap dengan kasus kanker nasofaring, keakuratan kodefikasi dengan kategori “akurat” sebanyak 54 resume medis (72%), sedangkan untuk kategori “tidak akurat” sebanyak 21 resume medis (28%).

Article Details

How to Cite
Aryanti, D., Rahmawati, F. D., Aryani, B., & Haryanto, Y. (2025). Analisis Keakuratan Kode Diagnosis Kanker Nasofaring berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Ciremai Tahun 2023-2024. JURNAL KESEHATAN, SAINS, DAN TEKNOLOGI (JAKASAKTI), 4(1), 29–33. https://doi.org/10.36002/js.v4i1.3804
Section
Articles

References

Christy, J., & Evi Efriamta Siagian. (2021). Ketidaktepatan Kode Diagnosis Kasus Neoplasma Menggunakan ICD-10 Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda, 6(1), 23–30. https://doi.org/10.52943/jipiki.v6i1.477

Kementerian Kesehatan. (2021). Panduan Praktik Klinis Kanker Nasofaring.

Kementerian Kesehatan Indonesia. (2021). Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 26 tahun 2021 tentang pedoman INA CBG.

Nurhasanah, I., Nurcahyati, S., & Fauzi, A. (2022). Analisis Ketepatan Kode Diagnosis Neoplasma Di Rumah Sakit Tingkat III 03.06.01 Ciremai Cirebon Tahun 2022. Journal Wiyata, 15–20.

Permenkes. (2022). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 (Vol. 9, pp. 356–363).

Prayogi, J., Sanna, A. T., & Carolina, J. (2024). Karakteristik Pasien Penderita Karsinoma Nasofaring Di Indonesia : Narrative Review. 5, 5495–5502.

Salehudin, M., Harmanto, D., & Budiarti, A. (2021). Tinjauan Kejelasan dan Ketepatan Diagnosa Pada Resume Medis Pasien Rawat Inap dengan Keakuratan Kode Berdasarkan ICD-10 di RSHD Kota Bengkulu. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan. https://doi.org/10.51851/jmis.v2i6.278

Sudana, K. W., Suanda, I. K., Sutanegara, S. W. D. (2023) Hubungan Stadium Klinis Awal dan Lanjut dan Kejadian Depresi pada Penderita Karsonoma Nasofaring (KNF) sebelum Terapi di Poliklinik THT-KL RSUP Prof. Dr. IGNG Ngoerah, Bali, Indonesia. Intisari Sains Medis, 14(2

Su, Z. Y., & Siak, P. Y. (2023). The role of Epstein – Barr virus in nasopharyngeal carcinoma. Journal Faculty of Medicine and Health Sciences, February, 1–17. https://doi.org/10.3389/fmicb.2023.1116143