Faktor-faktor yang Memengaruhi Self-Injury pada Remaja
Article Sidebar
Download : 763
Main Article Content
Abstract
Masalah merupakan bagian yang erat kaitannya dengan kehidupan. Misalnya, kesulitan menghadapi rasa sakit secara emosional, perasaan marah, dan stress. Setiap individu tentu memiliki cara yang berbeda untuk menghadapinya. Salah satu cara yang muncul adalah perilaku menyakiti diri. Tujuan dari literature review ini adalah untuk mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku menyakiti diri pada remaja. Metode yang digunakan adalah studi pustaka melalui Google Scholar dengan kriteria jurnal yang dipublikasikan maksimal 5 tahun terakhir dan buku yang diterbitkan maksimal 10 tahun terakhir. Sampel yang menjadi fokus penelitian ini adalah remaja usia 10-24 tahun yang melakukan perilaku melukai diri. Hasil dari literature review ini menunjukkan bahwa faktor yang paling sering muncul adalah adanya emosi negatif yang ditekan, kesulitan menyelesaikan masalah, cara pengasuhan dan komunikasi orang tua, serta pengaruh dari media.
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Afrianti, R. (2020). Intensi melukai diri remaja ditinjau berdasarkan pola komunikasi orang tua. Mediapsi, 6(1), 37–47. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2020.006.01.5
Baetens, I., Claes, L., Onghena, P., Grietens, H., Van Leeuwen, K., Pieters, C., … Griffith, J. W. (2014). Non-suicidal self-injury in adolescence: A longitudinal study of the relationship between NSSI, psychological distress and perceived parenting. Journal of Adolescence, 37(6), 817–826. https://doi.org/10.1016/j.adolescence.2014.05.010
BBC News Indonesia. (2010). Kasus lukai diri naik 50 persen. Diakses dari https://www.bbc.com/indonesia/majalah/2010/03/100312_lukaidiriinggris
DeAngelis, T. (2015). A new look at self-injury. Monitor on Psychology. https://www.apa.org/monitor/2015/07-08/self-injury
Drapeau, A., Marchand, A., & Beaulieu-Prevost, D. (2012). Epidemiology of psychological distress. In Mental Illnesses - Understanding, Prediction and Control. InTech. https://doi.org/10.5772/30872
Estefan, G., & Wijaya, Y. D. (2014). Gambaran proses regulasi emosi pada pelaku self injury. Jurnal Psikologi, 12(1), 26–33. Diakses dari https://media.neliti.com/media/publications/126410-ID-gambaran-proses-regulasi-emosi-pada-pela.pdf
Glenn, C. R., & Klonsky, E. D. (2013). Non-suicidal self-injury disorder: An empirical investigation in adolescent psychiatric patients catherine. Journal of Clinical Child and Adolescent Psychology, 42(4), 496–507. https://doi.org/10.1080/15374416.2013.794699.Non-Suicidal
Hidayati, D. S., & Muthia, E. N. (2015). Kesepian dan keinginan melukai diri sendiri remaja. Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 185–198. https://doi.org/10.15575/psy.v2i2.459
Ho, K. (2019). Seperempat orang Indonesia pernah memiliki pikiran untuk bunuh diri. YouGov: What the world thinks. Diakses 5 Mei 2021, dari https://id.yougov.com/id/news/2019/06/26/seperempat-orang-indonesia-pernah-memiliki-pikiran/
Hull, M., & Patterson, E. (2020). Self-Harm Statistics and Facts. Diakses dari https://www.therecoveryvillage.com/mental-health/self-harm/related/self-harm-statistics/
Karimah, K. (2021). Kesepian dan kecenderungan perilaku menyakiti diri sendiri pada remaja dari keluarga tidak harmonis. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 9(2), 367-380.
Maidah, D. (2013). Self Injury pada Mahasiswa: Studi kasus pada mahasiswa pelaku self injury. Jurnal Universitas Negeri Semarang, 2(1), 6–13.
Plante, L. G. (2010). Bleeding to Ease the Pain: Cutting, Self-Injury, and the Adolescent Search for Self. Westport, CT: Praeger.
Rini, Rini. 2022. Perilaku menyakiti diri sendiri: Bentuk, faktor, dan keterbukaan dalam perspektif perbedaan jenis kelamin. Ikraith Humaniora: Jurnal Sosial dan Humaniora, 6(3), 115-123. https://doi.org/10.37817/ikraith-humaniora.v6i3.2213
Romeo, R. D. (2013). The teenage brain: The stress response and the adolescent brain. Current Directions in Psychological Science, 22(2), 140–145. https://doi.org/10.1177/0963721413475445
Ronka, A. R., Taanila, A., Koiranen, M., Sunnari, V., & Rautio, A. (2013). Associations of deliberate self-harm with loneliness, self-rated health and life satisfaction in adolescence: Northern Finland Birth Cohort 1986 Study. International Journal of Circumpolar Health.
Santrock, J. W. (2016). Adolescence (16th ed.). New York, NY, US: McGraw-Hill.
Walsh, B. W. (2014). Treating self-injury: A practical guide. Guildford Press.
Wibisono, B. K. (2018). Faktor-faktor penyebab perilaku melukai-diri pada remaja perempuan. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 7(2), 3675–3690.
Valentina, T. D., Nurcahyo, F. A., & Astiti, D. P. (2023). Source of anxiety and coping strategy in youth during the COVID-19 pandemic in Indonesia. MEDIAPSI, 9(1), 14–28. https://doi.org/10.21776/ub.mps.2023.009.01.874
Zakaria, Z. Y., & Theresa, R. M. (2020). Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku nonsuicidal self-Injury (NSSI) pada remaja putri. Jurnal Psikologi Sains Dan Profesi, 4(2), 85–90.