Mengarungi Lautan Penghianatan: Gambaran Kesabaran Seorang Istri Pelaut Dalam Menghadapi Perselingkuhan
Article Sidebar
Main Article Content
Abstract
Setiap pasangan pasti akan mengharapkan pernikahan yang bahagia. Untuk mencapai pernikahan yang bahagia tersebut tidaklah mudah, karena akan banyak rintangan yang akan dihadapi, salah satunya adanya tindakan perselingkuhan. Salah satu penyebab terjadinya perselingkuhan adalah hubungan jarak jauh. Hal ini dirasakan oleh istri yang suaminya bekerja sebagai pelaut, bisa menjadi kemungkinan besar bagi pasangannya untuk melakukan perselingkuhan. Dalam mempertahankan pernikahan yang telah terjadi perselingkuhan tidaklah mudah, butuh kesabaran yang tinggi dan individu tertentu yang dapat melakukannya. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kesabaran seorang istri pelaut dalam menghadapi perselingkuhan? Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Informan dalam penelitian ini merupakan seorang Ibu Rumah Tangga, menikah dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai pelaut yang berasal dari Madura. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa tingkat kesabaran informan tinggi, dengan tetap mempertahankan pernikahannya hingga saat ini. Hal ini bisa terjadi karena korban perselingkuhan memiliki daya juang yang tinggi, berani mengambil keputusan, dan tangguh dalam menerima konsekuensi.
Article Details

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Berndt, T. J. (2002). Friendship quality and social development. Current Directions in Psychological Science, 11, 7-10.
Ristiani, D., Santosa, H. P., & Naryoso, A. (2021). Pemeliharaan Hubungan Berpacaran Long Distance Relationship Sampai Ke Jenjang Pernikahan: Studi Pengalaman Menjalani Hubungan Berpacaran Dengan Seorang Pelaut Kapal Kargo. Interaksi Online, 9(3), 177-192.
Syamsuri, M. V., & Yitnamurti, S. (2017). Perselingkuhan Dalam Sudut Pandang Psikiatri (Infidelity From Psychiatric Perception). Jurnal Psikiatri Surabaya, 52.
Pittman, F. (1989) Private Lies Infidelity and the Betrayal of Intimacy. New York: W. W. Norton & Company.
Handayani A, R. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi siswa akselerasi (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Al-Jauziyah, I. A. (2006). Kemuliaan sabar dan keagungan syukur. Yogyakarta:Mitra Pustaka.
Yusuf, U. (2014). Studi deskriptif mengenai kesabaran dalam bidang usaha pada para pengusaha muslim etnis Tionghoa di Kota Bandung. (Prosiding).
Helmizar. (2009). Studi faktor manusia awak kapal terhadap potensi kecelakaan feri (Studi Kasus Dari penyebrangan merak bakauheni). Skripsi. Universitas Indonesia
Muhajarah, K. (2017). Perselingkuhan suami terhadap istri dan upaya penanganannya. Sawwa: Jurnal Studi Gender, 12(1), 23-40.
Subotnik, R., & Harris, G. G. (2005). Surviving infidelity : making decisions, recovering from the pain (S. and Schuster (ed.)). Adams Media.
Nasrullah, M. (2019). Pengembangan Kecerdasan Spiritual Melalui Hafalan Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Al-Ikhlash Aqshal Madinah Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga (Doctoral dissertation, IAIN Purwokerto).
Glass, S. (2007). Not" just friends": rebuilding trust and recovering your sanity after infidelity. Simon and Schuster.
Hargrave, T. D. (2008). Forgiveness and reconciliation after infidelity. Family Therapy Magazine, March/April, 30, 33.
Munsch, C. L. (2015). Her Support, His Support: Money, Masculinity, and Marital Infidelity. American
Sociological Review, 80(3), 469–495. https://doi.org/10.1177/0003122415579989
Lammers, J., Stoker, J. I., Jordan, J., Pollmann, M., & Stapel, D. A. (2011). Power increases infidelity among men and women. Psychological science, 22(9), 1191-1197.