Tingkat Resiliensi Pada Remaja Awal

Main Article Content

Diah Widiawati Retnoningtias

Abstract

Reaksi remaja saat mengalami tantangan dan tekanan dalam kehidupan dapat bersifat positif atau negatif. Sebagai antisipasi munculnya reaksi negatif, remaja perlu mengembangkan kemampuan bertahan yang sangat kuat, dikenal dengan istilah resiliensi. Dua studi terdahulu menunjukkan bahwa resiliensi remaja berada dalam kategori sedang, sementara dua studi lainnya menunjukkan resiliensi remaja berada dalam kategori tinggi. Perbedaan berbagai hasil penelitian ini menarik minat peneliti untuk mengkaji bagaimana sesungguhnya tingkat resiliensi di kalangan remaja. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui tingkat resiliensi di kalangan remaja awal. Resiliensi diukur dengan menggunakan The 10-Item Connor–Davidson Resilience Scale. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tipe deskriptif. Populasi penelitian adalah 414 orang remaja awal di salah satu SMP di Denpasar. Jumlah sampel penelitian adalah 387 orang, yang diperoleh menggunakan teknik simple random sampling. Hasil penelitian mengenai tingkat resiliensi menunjukkan ada 2 (0,52%) subjek memiliki kategori sangat rendah, 46 (11,89%) subjek memiliki kategori rendah, 174 (44,96%) memiliki kategori sedang, 145 (37,47%) memiliki kategori tinggi, dan 20 (5,17%) memiliki kategori sangat tinggi. Dapat disimpulkan dari hasil penelitian ini bahwa pada dasarnya remaja memiliki kemampuan untuk mengatasi berbagai tantangan dalam kehidupan, namun kemampuan tersebut belum sepenuhnya optimal. Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran mengenai tingkat resiliensi di kalangan remaja awal dan menjadi dasar pijakan bagi penelitian selanjutnya mengenai intervensi psikologi dengan topik resiliensi di kalangan remaja awal

Article Details

How to Cite
Retnoningtias, D. W. (2025). Tingkat Resiliensi Pada Remaja Awal. Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, Dan Sosial Humaniora (SINTESA), 7, 9–16. Retrieved from https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/sintesa/article/view/3534
Section
Articles

References

Allen, R. S., Dorman, H. R., Henkin, H., Carden, K. D., & Potts, D. (2018). Definition of Resilience. In B. Resnick, L. P. Gwyther, & K. A. Roberto (Eds.), Resilience in Aging (pp. 1–15). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-04555-5_1

Aloba, O., Olabisi, O., & Aloba, T. (2016). The 10-item Connor–Davidson Resilience Scale: Factorial structure, reliability, validity, and correlates among student nurses in Southwestern Nigeria. Journal of the American Psychiatric Nurses Association, 22(1), 43–51. https://doi.org/10.1177/1078390316629971

Apriani, F., & Listiyandini, R. A. (2019). Kecerdasan emosi sebagai prediktor resiliensi psikologis pada remaja di panti asuhan. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 8(2), 325–339. https://doi.org/10.30996/persona.v8i2.2248

Barbarosa, K., Dwi Putri, N. M., & Chusairi, A. (2021). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Resiliensi pada Remaja Awal Penghuni Panti Asuhan Bani Yaqub Surabaya. Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(7), 3290. https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v6i7.3505

Hertinjung, W. S., Yuwono, S., Partini, P., Laksita, A. K., Ramandani, A. A., & Kencana, S. S. (2022). Faktor-faktor yang memengaruhi resiliensi remaja di masa pandemi. Proyeksi, 17(2), 60. https://doi.org/10.30659/jp.17.2.60-71

Iga, M., & Kristinawati, W. (2022). Hubungan dukungan sosial dengan resiliensi pada remaja penyandang tunadaksa bawaan. INQUIRY: Jurnal Ilmiah Psikologi, 12(02), 1–13. https://doi.org/10.51353/inquiry.v12i02.502

Jannah, S. N., & Rohmatun, R. (2020). Hubungan antara dukungan sosial dengan resiliensi pada penyintas banjir rob Tambak Lorok. Proyeksi, 13(1), 1. https://doi.org/10.30659/jp.13.1.1-12

Kapur, S. (2015). Adolescence: The stage of transition. Horizons 233 of Holistic Education, 2, 233–250.

Mubaroq, F., Huda, N., & Weliangan, H. (2024). Gambaran resiliensi pada remaja korban cyberbullying. Arjwa: Jurnal Psikologi, 3(2), 73–85. https://doi.org/10.35760/arjwa.2024.v3i2.10837

Nainggolan, D. (2021). Kajian teologis terhadap tindakan bunuh diri. JURNAL LUXNOS, 7(1), 20–35. https://doi.org/10.47304/jl.v7i1.53

Nur’aeni, Y., Fitri, S. Y. R., & Kurniawan. (2024). Gambaran resiliensi remaja pada keluarga nelayan. Jurnal keperawatan, 16(4), 1177–1186. https://doi.org/10.32583/keperawatan.v16i4.2037

Ratih, A. S. W. K., & Tobing, D. H. (2016). Konsep diri pada pelaku percobaan bunuh diri pria usia dewasa muda di Bali. Jurnal Psikologi Udayana, Edisi Khusus Cultural Health Psychology, 56–70.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Velickovic, K., Rahm Hallberg, I., Axelsson, U., Borrebaeck, C. A. K., Rydén, L., Johnsson, P., & Månsson, J. (2010). Psychometric properties of the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC) in a non-clinical population in Sweden. Health and Quality of Life Outcomes, 18(1), 132. https://doi.org/10.1186/s12955-020-01383-3