PERANAN KONSELOR DALAM MELAKUKAN KONSELING PASCA TES HIV/AIDS PADA PASIEN LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI (LSL) DI KOTA DENPASAR

Main Article Content

Dewa Ayu Puspa Dewi
Made Nyandra
I Nyoman Suarjana

Abstract

ABSTRAK
HIV menyebabkan turunnya kekebalan tubuh dan mengakibatkan mudah terkena penyakit, kumpulan gejala penyakitnya disebut AIDS. HIV dapat ditularkan melalui perilaku berisiko seperti melakukan hubungan seks laki-laki dengan laki-laki, berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan kondom, penggunaan jarum suntik bergantian pada pemakai narkoba suntik dan lain sebaginya. Denpasar menempati urutan pertama dengan 6952 kasus, LSL tertinggi dengan 269 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah peranan konselor dalam melakukan konseling pasca tes HIV/AIDS pada pasien LSL di kota Denpasar mengenai: 1) peningkatan kualitas hidup dan perencanaan masa depan, 2) konseling lanjutan. Penelitian kualitatif ini dengan partisipan empat orang yang dipilih dengan purposive sampling sesuai kriteria inklusi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam. Konselor menemukan hambatan seperti bahasa, latar belakang pendidikan, biaya, ketidakterbukaan pasien kepada pasangan atau keluarga terdekatnya tentang status HIVnya. Rendahnya kepatuhan pasien minum ART dipengaruhi oleh efek samping dan rasa jenuh. Peneliti menyarankan agar konselor meningkatkan pengetahuan melalui pelatihan atau seminar yang berkaitan dengan HIV/AIDS sehingga dapat mengatasi hambatan yang ditemukan saat melakukan konseling.
Kata kunci: Konselor, Konseling, LSL, HIV/AIDS.
ABSTRACT
HIV causes immune deficiency and disease, the collection of symptoms of the disease is called AIDS. HIV can be transmitted through risk behaviors such as having sex with men, changing partner without using condoms, using syringe alternately for injecting drug user and so on. Denpasar ranked first with 6952 cases, the highest MSM with 269 cases. This research aim to identify how the role of the counselor in counseling after HIV/ AIDS test in MSM patients in Denpasar. The role was about: 1) improvement in quality of life and future plan, 2) further counseling. This qualitative study consists of four participants was chosen by purposive sampling according to the inclusion criteria. Data collection technique was used in-depth interviews. The counselor found obstacles such as language, educational background, cost, patient openness to his spouse or family about his HIV status. The low compliance of patient taking ART is influenced by side effects and saturation. This research imply counselor to increase knowledge through training or seminar related to HIV/ AIDS so that they can overcome the obstacles while counseling.
Keywords: Counselor, Counseling, MSM, HIV/AIDS.

Article Details

How to Cite
Dewi, D. A. P., Nyandra, M., & Suarjana, I. N. (2019). PERANAN KONSELOR DALAM MELAKUKAN KONSELING PASCA TES HIV/AIDS PADA PASIEN LAKI-LAKI SEKS DENGAN LAKI-LAKI (LSL) DI KOTA DENPASAR. Seminar Ilmiah Nasional Teknologi, Sains, Dan Sosial Humaniora (SINTESA), 2. https://doi.org/10.36002/snts.v0i0.834
Section
Articles