Uji Kualitas Ruangan IGD secara Bakteri di Rumah Sakit Bedah Dharma Usadha Sidhi dengan Penggunaan Desinfektan (Natrium Hipoklorit)
Article Sidebar
Download : 680
Main Article Content
Abstract
IGD merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal, menderita sakit, ataupun mengancam kelangsungan hidupnya, IGD menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang membutuhkan kegawat daruratan segera. HAIs merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya dimana pasien dapat terinfeksi melalui petugas rumah sakit dan petugas Kesehatan dalam proses pelayanan Kesehatan. Bakteri atau mikroorganisme yang sering menyebabkan terjadi HAIs yakni Proteus sp., Escherichia coli., Staphylococcus aureus., Candida albicans, dan Pseudomonas aeruginosa. HAIs juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi lain yakni ISK ( Infeksi Saluran Kemih), diare, jamur, dan pneumonia. Infeksi HAIs dapat terjadi akibat bakteri yang berada baik dalam tubuh pasien itu sendiri (endogen) ataupun dari lingkungan (eksogen) seperti udara ruangan, peralatan kesehatan, petugas kesehatan, dan lantai ruangan. Metode : pengambilan sampel udara dengan metode Settle plates dimana pengambilan sampel dilakukan dengan cara meletakkan 6 (enam) cawan petri berisikan agar secara terbuka pada setiap sudut ruangan dan pada sampel lantai dilakukan teknik usap atau swab dengan melakukan swab pada 6 titik bidang dengan luas masing-masing ± 60 cm. Hasil didapatkan jumlah total bakteri udara pada ruangan setelah desinfektan 51 CFU/m3, pada lantai ruangan didapat kan hasil setelah desinfektan 0 CFU/m2.
Kata Kunci: IGD, HAIs, Bakteri, Jumlah total bakteri.
ABSTRACT
Emergency Room is one of the service units in hospitals that provides initial treatment, suffers from illness, or threatens their survival, the emergency department receives, stabilizes and manages patients who need an immediate emergency. HAIs are infections that occur in patients during treatment in hospitals and other health facilities where patients can be infected through hospital staff and health workers in the process of health services. Bacteria or microorganisms that often cause HAIs are Proteus sp., Escherichia coli., Staphylococcus aureus., Candida albicans, and Pseudomonas aeruginosa. HAIs can also cause other infections, namely UTI (Urine Tract Infection), diarrhea, fungus, and pneumonia. HAIs infection can occur due to bacteria that are either in the patient's own body (endogenous) or from the environment (exogenous) such as room air, medical equipment, health workers, and room floors. Methods: air sampling with the Settle plates method where sampling is done by placing 6 (six) petri dishes filled with agar openly in every corner of the room and on the floor sample a swab or swab technique is carried out by swab at 6 points of the field with an area of each. each ± 60 cm. The results showed that the total number of air bacteria in the room after disinfecting was 51 CFU/m3, on the floor of the room, the results after disinfecting were 0 CFU/m2.
Keywords: ER, HAIs, Bacteria, Total number of bacteri
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
Abdullah dkk., (2011) „Lingkungan Fisik dan Angka Kuman Udara Ruangan diRumah Sakit Umum Haji Makassar, Sulawesi Selatan‟, Kesmas: National Public Health Journal, 5(5), p. 206. doi: 10.21109/kesmas.v5i5.128.
Agmala, (2018) „Bakteri Staphylococcus aureus resisten methicillin‟, makalah Universitas Muhammadiyah Semarang, pp. 1–15.
Baharutan dkk., (2015) „Pola Bakteri Aerob Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Ruangan Neonatal Intensive Care Unit ( Nicu )‟, jurnal e-Biomedik (eBM), 3(April).
Baharutan dkk., (2015) „Pola Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Ruang Perawatan Intensif Anak Di Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado‟, Jurnal e-Biomedik, 3(1). doi: 10.35790/ebm.3.1.2015.7417.
Basuki, (2019) „Bakteri‟, ISSN 2502-3632 (Online) ISSN 2356-0304 (Paper) Jurnal Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019 Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), pp. 1689–1699. Available at: www.journal.uta45jakarta.ac.id.
Bruce, (2013) „bakteri udara pada instalasi radiologi‟, Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), pp. 1689–1699. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.
CDC, (2016) „National and State Associated Infections Progress Report‟, Centers for Disease Control and Prevention, (March).
Darmadi, (2013) „Infeksi Nosokomial‟, Problematika dan Pengendalian, (17), pp. 36–41. Available at: http://www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/23/01-gdl-sripurwant-1145-1-skripsi-h.pdf.
Dean Fajarwati, (2020) „Perhitungan Koloni Bakteri Pada Filter AC dan Udara Dalam Ruang Tunggu‟, 2507(February), pp. 1–9.
Boleng, (2015) Bakteriologi konsep dasar.
Emdiyono, dan Triyantoro, (2017) „RUMAH SAKIT TK III . 04 . 06 . 01 WIJAYAKUSUMA PURWOKERTO TAHUN 2017‟, 37(1204), pp. 512–518.
Enny dkk., (2006) „Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan‟, (9), pp. 5–8.
Pertiwi, (2012) „EFEKTIVITAS DESINFEKSI KARBOL 4% DI RUANG ISOLASI BARAT ICU RSUD DR. MOEWARDI‟, p. 32.
Estrela, C. et al. (2002) „Mechanism of action of sodium hypochlorite.‟, Brazilian dental journal, 13(2), pp. 113–117. doi: 10.1590/S0103-64402002000200007.
Faradila dkk., (2020) „M k m i‟, pp. 100–107. doi: 10.14710/mkmi.19.2.100-107.
Gizi, I. et al. (2015) „MENYEBABKAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANGAN Priska N . Riga Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Higiene dan sanitasi menjadi salah satu pencegahan penyakit yang gizi rumah sakit yang unit kerja di rumah sakit yang tidak kalah yang‟, 3(April).
Gobel dkk., (2016) „Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di Instalasi Gawat Darurayt RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado‟, Jurnal e-Biomedik, 4(2). doi: 10.35790/ebm.4.2.2016.14608.
Haariono dan Rachmaiyah, (2020) „Kualitas Udara Ruang Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang Tahun 2020‟, 1(2), pp. 87–95.
Hidayah, et al. (2020) „Sosialisai Pemanfaatan Bilik dan Cairan Desinfektan Di Posyandu RW 02, Kelurahan Pedalangan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang Dalam Rangka …‟, Seminar Nasional …, pp. 241–245. Available at: http://proceedings.undip.ac.id/index.php/semnasppm2019/article/viewFile/289/334.
Hikmatyar, (2015) „Hikmatyar‟, KUALITAS MIKROBIOLOGI UDARA di RUANG NEONATAL INTENSIVE CARE UNIT (NICU) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung. (SKRIPSI). Available at: http://digilib.unila.ac.id/10101
Indraswari dkk., (2020) „Potensi disinfektan sebagai sediaan kebiri kimiawi pada ternak‟, Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 20(1), p. 25. doi: 10.24198/jit.v20i1.27423.
Kemenkes RI, (2004) „KMK No.Kemenkes RI. (2004). KMK No. 1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS. 1204/Menkes/SK/X/2004 ttg Persyaratan Kesehatan Lingkungan RS‟.
Kemenkes RI IGD, (2018) „peraturan permenkes terbaru IGD‟, Peraturan pelayanan kegawatdaruratan, 2, pp. 227–249.
Kementerian Kesehatan RI, (2011) „Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan‟, (857), pp. 1–172.
Nisyak dkk.,(2020) „AKTIVITAS PENGHARUM RUANGAN MENGANDUNG MINYAK SERAI DAPUR TERHADAP PENURUNAN KOLONI BAKTERI Staphylococcus aureus DI UDARA‟, 11(2), pp. 127–139.
Kusumawati, (2015) „Hubungan Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat Di Ruang Igd Rsud Blambangan Banyuwangi Tahun 2015‟, E-Journal, 3(kinerja perawat), pp. 176–190.
Lazuardi Larasati, (2020) „Penggunaan Desinfektan dan Antiseptik pada Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat‟, 5(3), pp. 137–145.
Londok, (2015) „Pola Bakteri Aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ruang ICU BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO‟, p. VOLUME 3 NO. 1.
Mardan, (2001) „Infeksi Nosokomial dan Manfaat Pelatihan Keterampilan Perawat terhadap Pengendaliannya di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2001‟, Jurnal Ilmiah PANNMED, 1(1), pp. 44–49.
Mayasari dkk., (2020) „Analisis Lingkungan Fisik Udara Terhadap Angka Kuman Udara di Rumah Sakit‟, Jurnal Ilmu Lingkungan, 13(1), pp. 81–89. Available at: https://jil.ejournal.unri.ac.id/index.php/JIL/article/view/7905/6211.
Muryani, (2016) „Desinfektan nabati untuk menurunkan jumlah kuman udara dan lantai di ruang laboratorium‟, Jurnal Teknologi Kesehatan, 12(2), pp. 125–132.
Nuryanti, L. et al. (2016) „Efektifitas Disinfektan Alami Sebagai Upaya Preventif Penyebaran Virus Covid-19‟.
Ogunsanwo, (2007) „Sources of microbial contamination in tissue culture laboratories in southwestern Nigeria‟, African Journal of Agricultural Research, 2(3), pp. 067–072.
Palawe dkk., (2015) „Identifikasi Bakteri Aerob Di Udara Ruang Operasi Instalasi Bedah Sentral (Ibs) Rsup Rof. Dr. R. D. Kandou Manado‟, Jurnal e-Biomedik, 3(3). doi: 10.35790/ebm.3.3.2015.10563.
Pratami dkk., (2013) „Identifikasi mikroorganisme pada tangan tenaga medis dan Paramedis di Unit Perinatologi Rumah Sakit Abdul Moeloek Bandar Lampung‟, Medical Journal Of Lampung University, pp. 85–94. Available at: http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/44.
Purnomo dkk., (2017) „Kamper Karbon Aktif Menurunkan Kepadatan Bakteri Udara Di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura‟, Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(1), p. 42. doi: 10.30602/jvk.v3i1.84.
Rahmawati dan Sofiana, (2017) „Pengaruh metode hand wash terhadap penurunan jumlah angka kuman pada perawat ruang rawat inap di rskia pku muhammadiyah kotagede yogyakarta‟, Prosiding Seminar Nasional IKAKESMADA, pp. 978–979.
Rembet dkk., (2015) „Hubungan Response Time Perawat Dengan Tingkat Kepercayaan Keluarga Pasien Pada Triase Kuning (Urgent) Di Instalasi Gawat Darurat Rsu Gmim Kalooran Amurang‟, Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2), p. 105854.
(RI, 2012) Pedoman Bahan Bahaya Produk Alat Kesehatan.
Sapardi dkk., (2018) „Analisis Pelaksanaan Manajemen Pencegahan Dan Pengendalian Healthcare Associated Infections Di Rsi Ibnusina‟, Jurnal Endurance, 3(2), p. 358. doi: 10.22216/jen.v3i2.3029.
Sentosa dkk., (2019) „Jumlah Dan Pola Bakteri Udara Pre Dan Post Pembersihan : Studi Observasional Di Ruang Operasi Rumah Sakit Nasional Diponegoro Semarang‟, Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro), 8(2), pp. 811–822.
Setyaningsih, and Cahyono, (2019) „Studi Angka Kuman Udara Puskesmas Kabupaten Banyumas‟, Buletin Keslingmas, 38(3), pp. 260–267. doi: 10.31983/keslingmas.v38i3.5394.
Sinaga dkk., (2014) „Bakteri Penyebab Infeksi Nosokomial Pada Alat Kesehatan dan Udara di Ruang Unit Gawat Darurat RSUD Abepura , Kota Jayapura‟, Jurnal Biologi Papua, 6(2007), pp. 75–79. doi: 10.1007/s11365-013-0284-1.
Sofyan dkk., (2017) „peningkatan rata-rata kadar pH cairan hidung‟, 47(1), pp. 25–30.
Pratama dkk., (2015) „Faktor Determinan Kepatuhan Pelaksanaan Hand Hygiene pada Perawat IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung‟, Jurnal Kedokteran Brawijaya, 28(2), pp. 195–199. doi: 10.21776/ub.jkb.2015.028.02.14.
Suryandari dan Haidarravy, (2020) „Pembuatan Cairan Desinfektan dan Bilik Disinfektan sebagai Upaya Pencegahan Virus Covid 19 di Mlajah Bangkalan Madura‟, Jurnal Abdidas, 1(5), pp. 345–351. doi: 10.31004/abdidas.v1i5.70.
(UGM, 2020) „Buku Pedoman Pembuatan Desinfektan dan Hand Sanitizer‟, pp. 1–11.
Utami, (2016) „Perbandingan Daya Antibakteri Disinfektan Instrumen Preparasi Saluran Akar Natrium Hipoklorit 5,25%, Glutaraldehid 2%, dan Disinfektan Berbahan Dasar Glutaraldehid Terhadap Bacillus subtilis‟, Jurnal Kedokteran Gigi, 7(2), pp. 151–156. Available at: journal.ugm.ac.id/.
Waworuntu dkk., (2016) „Pola bakteri aerob yang berpotensi menyebabkan infeksi nosokomial di ruang neonatal intensive care unit (NICU) RSAD Robert Wolter Mongisidi Manado‟, Jurnal e-Biomedik, 4(2). doi: 10.35790/ebm.4.2.2016.14610.
WHO, (2016) „he Burden of Health Care- Associated Infection Worldwide A Summary‟, he Burden of Health Care- Associated Infection Worldwide A Summary. Available at: https://www.who.int/infection-prevention/publications/burden_hcai/en/.
Widyastari dkk., (2015) „Kulit Daun Lidah Buaya, Desinfektan Alami, Daya Hambat, Penurunan Jumlah Bakteri‟, J. Austenit, 4(4), pp. 1–9.
WHO, (2020) „Pembersihan dan disinfeksi permukaan lingkungan dalam konteks COVID-19‟, Panduan interim, pp. 1–9. Available at: https://www.who.int/docs/default-source/searo/indonesia/covid19/pembersihan-dan-disinfeksi-permukaan-lingkungan-dalam-konteks-covid-19.pdf?sfvrsn=2842894b_2.
Wulandari dkk., (2016) „Angka Kuman Udara Dan Lantai Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Yogyakarta‟, Jurnal Berkala Kesehatan, 1(1), pp. 13–20. doi: 10.20527/jbk.v1i1.655.