Perbandingan Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) di Daratan Rendah dan Daratan Tinggi

Main Article Content

Noni Sepputri Waruwu
I Made Gde Sudyadnyana Sandhika
Ni Kadek Dwipayani Lestari

Abstract

ABSTRAK
Daun pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktifitas farmakologi sebagai antibakteri,
antimalaria, antiinflamasi dan antihama. Hal ini dikarenakan daun pepaya mengandung
senyawa-senyawa metabolit sekunder yang dimanfaatkan sebagai obat. Perbedaan ketinggian
tempat tumbuh suatu tanaman dapat mempengaruhi kandungan metabolit sekunder yang
dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil uji fitokimia pada
ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) di daratan rendah dan daratan tinggi. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini diambil dari Banjar Yeh Bakung, Kabupaten Tabanan dan Desa
Catur, Kabupaten Bangli, Bali. Daun pepaya dikeringkan untuk memperoleh simplisia, lalu
diekstraksi dengan menggunakan pelarut 96%, kemudian dilakukan uji fitokimia untuk
mengidentifikasi senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, steroid dan fenolik.
Analisis data dilakukan secara deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun pepaya (Carica papaya L.) di daratan rendah mengandung senyawa terpenoid
sedangkan daratan tinggi mengandung senyawa flavonoid, tannin, terpenoid dan fenolik.
Kata Kunci: daun pepaya, uji fitokimia, metabolit sekunder, ketinggian tempat.
ABSTRACT
Papaya leaves (Carica papaya L.) have pharmacological activity as antibacterial,
antimalarial, anti-inflammatory and anti-pest. This is because papaya leaves contain secondary
metabolites which are used as medicine. Differences in altitude where a plant grows can affect
the content of secondary metabolites produced. This study aims to compare the results of
phytochemical tests on papaya leaf extract (Carica papaya L.) in the lowlands and highlands.
The samples used in this study were taken from Banjar Yeh Bakung, Tabanan Regency and
Catur Village, Bangli Regency, Bali. Papaya leaves were dried to obtain simplicia, then
extracted using 96% solvent, then phytochemical tests were carried out to identify alkaloids,
flavonoids, saponins, tannins, terpenoids, steroids and phenolics. Data analysis was carried out
with a qualitative description. The results showed that the ethanol extract of papaya leaves
(Carica papaya L.) in the lowlands contained terpenoid compounds while in the highlands it
contained flavonoids, tannins, terpenoids and phenolic compounds.
Keywords: papaya leaf, phytochemical test, secondary metabolites, altitude.

Article Details

How to Cite
Waruwu, N. S., Sudyadnyana Sandhika, I. M. G., & Dwipayani Lestari, N. K. (2021). Perbandingan Uji Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) di Daratan Rendah dan Daratan Tinggi. Jurnal Media Sains, 5(1). Retrieved from https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/jms/article/view/1492
Section
Articles

References

Amallia, N., Alim, Z., & Ratnadewi, D. (2020). Produksi Senyawa Metabolit Sekunder Tanaman Pegagan (Centella asiatica) pada Kondisi Cekaman Salinitas dan Kekeringan. Jurnal Jamu Indonesia, 5(2), 68–75.

Arifuddin, M., Bone, M., Rusli, R., Kuncoro, H., Ahmad, I., & Rijai, L. (2019). AKTIVITAS ANTIMALARIA PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava) DAN DAUN PEPAYA (Carica papaya). Jurnal Ilmiah Ibnu Sina (JIIS): Ilmu Farmasi Dan Kesehatan, 4(1), 235–243. https://doi.org/10.36387/jiis.v4i1.246

Arlofa, N. (2015). Uji Kandungan Senyawa Fitokimia Kulit Durian sebagai Bahan Aktif Pembuatan Sabun. Jurnal Chemtech, 1(1), 18–22.

Azis, T., Febrizky, S., & Mario, A. D. (2014). Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Persen Yieldalkaloiddari Daun Salam India (Murraya Koenigii). Teknik Kimia, 20(2), 1–6.

Balai, D., Tanaman, P., Kacang, A., Umbi, D., Kendalpayak, M., A’yun, Q., & Laily, A. N. (2015). Analisis Fitokimia Daun Pepaya (Carica papaya L.) The Phytochemical Analysis of Papaya Leaf (Carica papaya L.) at The Research Center of Various Bean and Tuber Crops Kendalpayak, Malang. 1341–137.

Djoronga, M. I., Pandiangan, D., Kandou, F. E. F., & Tangapo, A. M. (2014). Penapisan Alkaloid Pada Tumbuhan Paku dari Halmahera Utara. Jurnal MIPA, 3(2), 102. https://doi.org/10.35799/jm.3.2.2014.5860

Efremila, Wardenaar, E. dan Sisillia, L. (2015). Studi Etnobotani Tumbuhan Obat Oleh Etnis Suku Dayak Tanam Kecamatan Mandor Kabupaten Landak. Jurnal Hutan Lestari, 3, 234–246.

Hanin, N. N. F., & Pratiwi, R. (2017). Kandungan Fenolik, Flavonoid dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Daun Paku Laut (Acrostichum aureum L.) Fertil dan Steril di Kawasan Mangrove Kulon Progo, Yogyakarta. Journal of Tropical Biodiversity and Biotechnology, 2(2), 51. https://doi.org/10.22146/jtbb.29819

Haryani, A., Grandiosa, R., Buwono, I. D., & Santika, A. (2012). Uji efektivitas daun pepaya (Carica papaya) untuk pengobatan infeksi bakteri Aeromonas hydrophila pada ikan mas koki (Carassius auratus). Jurnal Perikanan Kelautan, 3(3), 213–220.

Kharisma, Y. (2013). Tinjauan Pemanfaatan Tanaman Pepaya dalam Kesehatan. Laporan Penelitian, 1(36), 902504.

Kuncahyono, P., Aguk, F. M. Z., & Semin. (2013). Pengendalian Hama pada Tanaman Sawi (Brassica juncea L.) Menggunakan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.). Jurnal Protobiont, 2(3), 171–175.

Lumbessy, M., Abidjulu, J., & Paendong, J. J. E. (2013). Uji Total Flavonoid Pada Beberapa Tanaman Obat Tradisonal Di Desa Waitina Kecamatan Mangoli Timur Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara. Jurnal MIPA, 2(1), 50. https://doi.org/10.35799/jm.2.1.2013.766

Mahatriny, N. N., Payani, N. P. S. , Oka, I. B. M. , Astuti, K. W. (2014). Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Pepaya (Carica papaya L.) yang Diperoleh dari Daerah Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Jurnal Farmasi Udayana, 3(1), 8–13.

Mukhtarini. (2011). Ekstraksi, pemisahan senyawa, dan identifikasi senyawa aktif. Jurnal of Pharmacy, V, 361.

Nor, T. A., Indriarini, D., Marten, S., & Koamesah, J. (2018). Uji Aktivitas Antibakteri Ecoli. 15(5), 327–337.

Novita, D., Tarakanita, S., Satriadi, T., & Jauhari, A. (2019). POTENSI KEBERADAAN FITOKIMIA KAMALAKA ( Phyllanthus emblica ) BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT TUMBUH The potential existence phytochemical of kamalaka ( Phyllanthus emblica ) based on differences altitudes of growing locations. 02(4), 645–654.

Pratama Putra, I., Dharmayudha, A., & Sudimartini, L. (2017). Identifikasi Senyawa Kimia Ekstrak Etanol Daun Kelor (Moringa oleifera L) di Bali. Indonesia Medicus Veterinus, 5(5), 464–473.

Prayoga.D.G.E, Nocianitri.K.A, & Puspawati.N.N. (2019). Identifikasi senyawa fitokimia dan aktivitas antioksidan ekstrak kasar daun pepe (Gymnema reticulatum Br.) pada berbagai jenis pelarut. Junal Ilmu Dan Teknologi Pangan, 8(2), 111–121.

Richardson, P. M., & Harborne, J. B. (1985). Phytochemical Methods. In Brittonia (Vol. 37, Issue 3). https://doi.org/10.2307/2806080

Rivai, A. tenri O. (2020). Identifikasi Senyawa yang Terkandung pada Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera). Indonesian Journal of Fundamental Sciences (IJfS), 6(2), 63–70.

Rosdiana Moeksin, S. F. (2010). Pembuatan etanol dari bengkuang dengan variasi berat ragi, waktu, dan jenis ragi. Jurnal Teknik Kimia, 17(2), 25–30.

Santi, T. D. (2017). Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya L) Sebagai Antiinflamasi. 1(2), 63–66.

Sholekah, F. F. (2017). Perbedaan Ketinggian Tempat Terhadap Kandungan Flavonoid Dan Beta Karoten Buah Karika ( Carica pubescens ) Daerah Dieng Wonosobo. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Dan Biologi, 75–82.

Wadood, A. (2013). Phytochemical Analysis of Medicinal Plants Occurring in Local Area of Mardan. Biochemistry & Analytical Biochemistry, 02(04), 2–5. https://doi.org/10.4172/2161-1009.1000144

Warida, S., Brahmana, E. M., & Mubarrak, J. (2016). Indonesia merupakan Negara tropis dengan kelembaban udara tinggi sehingga memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan . Bahkan Indonesia dinyatakan sebagai negara dengan keanekaragaman hayati nomor dua paling lengkap di dunia setelah Brazil ( Mursito d. Naskah Publikasi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian, 1–6.