Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Kemuning (Murraya Paniculata (L) Jack) Terhadap Pertumbuhan Salmonella Typhi Secara Invitro

Isi Artikel Utama

I Gusti Putu Agus Ferry Sutrisna Putra
I K. Putra Juliantara
Ni Luh Putu Ari Sukmayanti

Abstrak

ABSTRAK
Demam tifoid merupakan salah satu penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan di masyarakat. Demam tifoid merupakan infeksi yang menyerang saluran pencernaan yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Terapi antibakteri untuk infeksi ini biasanya menggunakan ampisilin, trimethoprim-sulfametoksazol atau kloramfenikol. Hal yang dapat mempersulit proses pengobatan adalah adanya resistensi terhadap obat yang biasanya dipindahkan secara genetik oleh plasmid antar bakteri. Kemuning digunakan sebagai obat, karena kulit batang kemuning mengandung flavonoid, saponin, polifenol, dan tanin diketahui memiliki sifat antibakteri. Penelitian ini berbentuk eksperimental, yaitu dengan melakukan percobaan untuk mengetahui daya hambat ekstrak kulit batang kemuning terhadap pertumbuhan Salmonella typhi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kulit batang kemuning mengandung Flavonoid dengan kandungan 892,35 mg/100 g QE , Fenol 2089,345/100 g GAE dan Tannin 1876,87 mg/100g GAE. Zona hambatan terkecil pada konsentrasi 12,5 % dan zona hambatan terbesar pada konsentrasi 75 %. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit batang kemuning, semakin kuat daya antibakterinya. Hasil uji one way anova menunjukkan bahwa harga F hitung sebesar 332,792dengan signifikansi 0,000. Harga F hitung lebih besar dibandingkan dengan F tabel sehingga ada pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak kulit batang kemuning terhadap pertumbuhan Salmonella typhi.
Kata kunci: Demam tifoid, Kemuning, Salmonella typhi
ABSTRACT Typhoid fever is one of the infectious diseases that become a health problem in our society. Typhoid fever is an infection that attacks the digestive tract caused by Salmonella typhi bacteria. Antibacterial therapy for this infection usually uses ampicillin, trimethoprim-sulfamethoxazole, or chloramphenicol. What can complicate the treatment process is the presence of resistance to drugs that are normally transferred genetically by plasmids between bacteria. Kemuning is used as a medicine, because the skin of yellow stems contains flavonoids, saponins, polyphenols, and tannins are known to have antibacterial characteristics. This is experimental research that is by doing experiment to know the inhibitory power of buns skin extract on Salmonella typhi growth. The results showed that the bark of yellow stalk contains Flavonoid with 892,35 mg / 100 g of QE, Phenol 2089,345 / 100 g GAE and Tannin 1876,87 mg / 100g GAE. The smallest resistance zones at the concentration of 12.5% and the largest resistance zone at 75% concentration. The higher the concentration of yellow bark extract, the stronger the antibacterial power. One way anova test results indicate that the price of F arithmetic amounted to 332,792 with a significance of 0.000. F arithmetic value is higher than the F table, so that there is influence of various concentration of bark extract of kemuning against Salmonella typhi growth.
Keywords: Typhoid fever, Kemuning, Salmonella typhi

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Ferry Sutrisna Putra, I. G. P. A., Juliantara, I. K. P., & Sukmayanti, N. L. P. A. (2018). Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Batang Kemuning (Murraya Paniculata (L) Jack) Terhadap Pertumbuhan Salmonella Typhi Secara Invitro. Jurnal Media Sains, 2(1). Diambil dari https://jurnal.undhirabali.ac.id/index.php/jms/article/view/351
Bagian
Articles