Pendampingan Dalam Pengembangan Desa Wisata Baha
Article Sidebar
Published:
Dec 26, 2021
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 113
Download : 80
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Desa Wisata Baha dikembangkan tahun 2010, memiliki potensi berupa jalur trekking/ cycling, daya tarik berupa pertanian dengan aktivitas budaya pertanian, peninggalan sejarah berupa tangsi Jepang, serta daya tarik budaya. Pengembangan Desa Wisata Baha belum menunjukkan perkembangan yang optimal. Berdasarkan fenomena tersebut, kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode pendidikan masyarakat, pelatihan, dan substitusi ipteks. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa untuk mengoptimalkan pengembangan Desa Wisata Baha, diperlukan pendampingan Perguruan Tinggi dengan menerapkan lima prioritas. Dari lima prioritas yang direncanakan untuk mengoptimalkan pengembangan Desa Wisata Baha, prioritas pertama sampai prioritas ketiga sudah berjalan, sedangkan prioritas keempat dan prioritas kelima belum berjalan. Pada prioritas ketiga, terdapat tiga kegiatan yang sudah berjalan yang didanai dari Dana Desa Baha Tahun 2020 yaitu pembuatan tempat sampah sepanjang jalur trekking/cycling, pembuatan umbul-umbul sepanjang jalur trekking/cycling, dan pembuatan sanggah catu (tempat persembahyangan di sawah). Sedangkan sembilan kegiatan yang belum berjalan pada prioritas ketiga yaitu pembuatan loket pemungutan karcis masuk, pembuatan gazebo, pembuatan lelakut, pembuatan sunari, pembuatan map atau peta jalur trekking/cycling, perbaikan atau perawatan jalur trekking/cycling, pengadaan motor pengangkut sampah, pengadaan mesin sensor untuk potong rumput, dan pembuatan fasilitas CHSE
Kata kunci: optimalisasi, desa wisata, pendampingan
ABSTRACT
Baha Tourism Village was developed in 2010, has the potential in the form of trekking/ cycling paths, attractions in the form of agriculture with agriculture cultural activities, historical relics in the form of Japanese barriers, and cultural attraction. The development of Baha Tourism Village has not shown optimal development. Based on this phenomenon, community service activities are carried out by means of community education, training, and science and technology substitution. The results of the community service activities show that to optimize the development of Baha Tourism Village, higher education assistance is needed by implementing five priorities. Of the five priorities planned to optimize the development of Baha Tourism Village, the first priority to the third priority have been running, while the fourth priority and the fifth priority have not yet been implemented. On the third priority, there are three ongoing activities funded by the 2020 Baha Village Fund, namely making trash bins along the trekking/cycling route, making banners along the trekking/cycling path, and making ‘sanggah catu’ (a place to pray in the fields). Meanwhile, the nine activities that have not been running are in the third priority, namely making ticket booths, making gazebos, making ‘lelakut’, making ‘sunari’, making maps of trekking/cycling paths, repairing or maintaining trekking/cycling paths, procuring waste transporting motors, procuring sensor machines for lawn mowing, and the manufacturing of the CHSE facility
Keywords: optimization, tourism village, mentoring
Desa Wisata Baha dikembangkan tahun 2010, memiliki potensi berupa jalur trekking/ cycling, daya tarik berupa pertanian dengan aktivitas budaya pertanian, peninggalan sejarah berupa tangsi Jepang, serta daya tarik budaya. Pengembangan Desa Wisata Baha belum menunjukkan perkembangan yang optimal. Berdasarkan fenomena tersebut, kegiatan pengabdian dilakukan dengan metode pendidikan masyarakat, pelatihan, dan substitusi ipteks. Hasil kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa untuk mengoptimalkan pengembangan Desa Wisata Baha, diperlukan pendampingan Perguruan Tinggi dengan menerapkan lima prioritas. Dari lima prioritas yang direncanakan untuk mengoptimalkan pengembangan Desa Wisata Baha, prioritas pertama sampai prioritas ketiga sudah berjalan, sedangkan prioritas keempat dan prioritas kelima belum berjalan. Pada prioritas ketiga, terdapat tiga kegiatan yang sudah berjalan yang didanai dari Dana Desa Baha Tahun 2020 yaitu pembuatan tempat sampah sepanjang jalur trekking/cycling, pembuatan umbul-umbul sepanjang jalur trekking/cycling, dan pembuatan sanggah catu (tempat persembahyangan di sawah). Sedangkan sembilan kegiatan yang belum berjalan pada prioritas ketiga yaitu pembuatan loket pemungutan karcis masuk, pembuatan gazebo, pembuatan lelakut, pembuatan sunari, pembuatan map atau peta jalur trekking/cycling, perbaikan atau perawatan jalur trekking/cycling, pengadaan motor pengangkut sampah, pengadaan mesin sensor untuk potong rumput, dan pembuatan fasilitas CHSE
Kata kunci: optimalisasi, desa wisata, pendampingan
ABSTRACT
Baha Tourism Village was developed in 2010, has the potential in the form of trekking/ cycling paths, attractions in the form of agriculture with agriculture cultural activities, historical relics in the form of Japanese barriers, and cultural attraction. The development of Baha Tourism Village has not shown optimal development. Based on this phenomenon, community service activities are carried out by means of community education, training, and science and technology substitution. The results of the community service activities show that to optimize the development of Baha Tourism Village, higher education assistance is needed by implementing five priorities. Of the five priorities planned to optimize the development of Baha Tourism Village, the first priority to the third priority have been running, while the fourth priority and the fifth priority have not yet been implemented. On the third priority, there are three ongoing activities funded by the 2020 Baha Village Fund, namely making trash bins along the trekking/cycling route, making banners along the trekking/cycling path, and making ‘sanggah catu’ (a place to pray in the fields). Meanwhile, the nine activities that have not been running are in the third priority, namely making ticket booths, making gazebos, making ‘lelakut’, making ‘sunari’, making maps of trekking/cycling paths, repairing or maintaining trekking/cycling paths, procuring waste transporting motors, procuring sensor machines for lawn mowing, and the manufacturing of the CHSE facility
Keywords: optimization, tourism village, mentoring
Article Details
How to Cite
Section
Articles
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.