Penerapan Nilai Budaya dan Teknologi dalam Pengembangan Usaha Mi Nyonyor di Desa Abianbase, Badung, Bali
Article Sidebar
Published:
Feb 7, 2019
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 171
Download : 50
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Mi nyonyor di Desa Abianbase - Bali, awalnya kurang disukai oleh masyarakat, sehingga penjualannya relatif kecil sekitar Rp300.000/hari. Setelah tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Dhyana Pura memberikan pelatihan dan pendampingan, maka penjualan mi nyonyor meningkat. Ada 5 (lima) aspek yang dilakukan oleh tim PKM untuk menyelesaikan masalah mitra: (1) Pelatihan dan pendampingan tentang penyajian mi nyonyor agar sesuai budaya, agama, dan nilai etika; (2) Pelatihan dan pendampingan tentang manfaat penggunaan alat teknologi seperti mesin penggilingan daging ayam dan penghalusan cabai agar proses pembuatan mi nyonyor lebih cepat; (3) Pelatihan dan pendampingan tentang pemasaran mi nyonyor menggunakan internet (media sosial), sehingga masyarakat bisa memesan mi nyonyor secara online; (4) Pemberian bantuan mesin penghalusan daging dan sarung tangan plastik agar penyajian mi nyonyor tetap higienis; dan (5) Pelatihan dan pendampingan tentang manfaat penggunaan mesin kasir serta laptop/komputer agar laporan keuangan transparan dan akuntabel. Dampak pelatihan dan pendampingan ini mi nyonyor semakin disukai oleh masyarakat serta berpotensi meningkatkan pendapatan mitra. Penjualan mi nyonyor meningkat sekitar Rp510.000 sampai Rp540.000/hari atau Rp186.150.00 sampai Rp197.100.000/tahun (70% sampai 80%) dari penjualan sebelumnya. Dengan demikian, peningkatan pendapatan melalui usaha mi nyonyor ini memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk berwirausaha, sehingga meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
Kata kunci: Mi nyonyor, manajemen, pemasaran, teknologi, budaya.
ABSTRCT
Nyonyor Noodle Shop in Abianbase Village - Bali, was initially less favored by consumers, so the sales were relatively low around Rp. 300,000/day. After the Community Partnership Program (PKM) team from Dhyana Pura University provided training and mentoring, the sales of nyonyor noodles increased. There are 5 (five) aspects carried out by the PKM team to resolve partner problems: (1) training and mentoring on the presentation of noodles according to culture, religion and ethical values; (2) training and mentoring on the benefits of using technology tools such as chicken meat milling machines and chili refining to make the noodle making process faster; (3) training and mentoring on Nyonyor Noodle Shop marketing using the internet (social media), so that people can order noodles online; (4) providing help with meat smoothing machines and plastic gloves for hygienic presentation; and (5) training and mentoring on the benefits of using cashiers and laptops/computers so that financial statements are transparent and accountable. The impact of this training and mentoring on nyonyor noodles is increasingly favored by the community and has the potential to increase partner income. Nyonyor Noodle sales increased by around Rp.510,000 to Rp.540,000/day or Rp186,150.00 to Rp197,100,000/year (70% to 80%) from earlier sales. Thus, increasing revenue through the nyonyor noodle business provides inspiration to the younger generation for entrepreneurship, thereby increasing the economy and income of the community.
Keywords: Nyonyor noodles, management, marketing, technology, culture
Mi nyonyor di Desa Abianbase - Bali, awalnya kurang disukai oleh masyarakat, sehingga penjualannya relatif kecil sekitar Rp300.000/hari. Setelah tim Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dari Universitas Dhyana Pura memberikan pelatihan dan pendampingan, maka penjualan mi nyonyor meningkat. Ada 5 (lima) aspek yang dilakukan oleh tim PKM untuk menyelesaikan masalah mitra: (1) Pelatihan dan pendampingan tentang penyajian mi nyonyor agar sesuai budaya, agama, dan nilai etika; (2) Pelatihan dan pendampingan tentang manfaat penggunaan alat teknologi seperti mesin penggilingan daging ayam dan penghalusan cabai agar proses pembuatan mi nyonyor lebih cepat; (3) Pelatihan dan pendampingan tentang pemasaran mi nyonyor menggunakan internet (media sosial), sehingga masyarakat bisa memesan mi nyonyor secara online; (4) Pemberian bantuan mesin penghalusan daging dan sarung tangan plastik agar penyajian mi nyonyor tetap higienis; dan (5) Pelatihan dan pendampingan tentang manfaat penggunaan mesin kasir serta laptop/komputer agar laporan keuangan transparan dan akuntabel. Dampak pelatihan dan pendampingan ini mi nyonyor semakin disukai oleh masyarakat serta berpotensi meningkatkan pendapatan mitra. Penjualan mi nyonyor meningkat sekitar Rp510.000 sampai Rp540.000/hari atau Rp186.150.00 sampai Rp197.100.000/tahun (70% sampai 80%) dari penjualan sebelumnya. Dengan demikian, peningkatan pendapatan melalui usaha mi nyonyor ini memberikan inspirasi kepada generasi muda untuk berwirausaha, sehingga meningkatkan ekonomi dan pendapatan masyarakat.
Kata kunci: Mi nyonyor, manajemen, pemasaran, teknologi, budaya.
ABSTRCT
Nyonyor Noodle Shop in Abianbase Village - Bali, was initially less favored by consumers, so the sales were relatively low around Rp. 300,000/day. After the Community Partnership Program (PKM) team from Dhyana Pura University provided training and mentoring, the sales of nyonyor noodles increased. There are 5 (five) aspects carried out by the PKM team to resolve partner problems: (1) training and mentoring on the presentation of noodles according to culture, religion and ethical values; (2) training and mentoring on the benefits of using technology tools such as chicken meat milling machines and chili refining to make the noodle making process faster; (3) training and mentoring on Nyonyor Noodle Shop marketing using the internet (social media), so that people can order noodles online; (4) providing help with meat smoothing machines and plastic gloves for hygienic presentation; and (5) training and mentoring on the benefits of using cashiers and laptops/computers so that financial statements are transparent and accountable. The impact of this training and mentoring on nyonyor noodles is increasingly favored by the community and has the potential to increase partner income. Nyonyor Noodle sales increased by around Rp.510,000 to Rp.540,000/day or Rp186,150.00 to Rp197,100,000/year (70% to 80%) from earlier sales. Thus, increasing revenue through the nyonyor noodle business provides inspiration to the younger generation for entrepreneurship, thereby increasing the economy and income of the community.
Keywords: Nyonyor noodles, management, marketing, technology, culture
Article Details
How to Cite
Waruwu, D., & Darmawijaya, I. P. (2019). Penerapan Nilai Budaya dan Teknologi dalam Pengembangan Usaha Mi Nyonyor di Desa Abianbase, Badung, Bali. Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK), 2(2). https://doi.org/10.36002/jpd.v2i2.657
Section
Articles
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.