Sinergi Tiga Pilar Pembangunan Dalam Pariwisata Berkelanjutan

Main Article Content

I Gusti Agung Gede Suryadarmawan
Ni Putu Sukanteri
I Made Suryana

Abstract

ABSTRAK
ABSTRACT
Keywords: agro tourism, terracing, three pillars, sustainable development
Pemerintah Kabupaten Tabanan sejak tahun 2010 telah mencanangkan beberapa gebrakan yang sangat menyentuh kehidupan masyarakat perdesaan terutama petani, peternak dan rumah tangga miskin melalui Gerakan Pembangunan Pangan (Gerbang pangan) Serasi, Gerakan Pembangunan Ekonomi Kemasyarakatan (Gerbang Emas Serasi), Gerbang Wisata (Dewi), dan yang terakhir adalah Gerbang Besar Serasi. Gerakan-gerakan pembangunan tersebut berjalan bersinergi dan berbasis desa. Desa Gunung Salak adalah salah satu desa yang dicanangkan sebagai desa wisata agro. Secara topografi Desa Gunung Salak adalah daerah dengan perbukitan dan terasering yang sangat indah, Panorama perkebunan yang sangat luas sehingga sangat berpotensi untuk pengembangan pariwisata seperti wisata treking, wisata agro, maupun wisata religius. Di Desa Gunung Salak juga terdapat lokasi yang sangat potensi seperti: Air Terjun Br. Kanciana, Goa Lindung di Br Gunung Salak, view persawahan dan perkebunan yang yang sangat indah, areal wisata treking /oprouder, sanggar lukisan Kresnadana, tari tradisional Okokan Mebarung Br Apit Yeh, dan didukung oleh keramah tamahan penduduk. Tim Pengembangan Kemitraan Wilayah (PKW) Universitas Mahasaraswati Denpasar telah melakukan beberapa pembinaan industri pendukung Desa Wisata Gunung Salak, seperti kuliner yang diproduksi oleh Kelompok Wanita Tani Mawar dan Kenanga. Keberhasilan desa Gunung Salak menjadi desa Wisata memerlukan komitmen semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan pelaku wisata.
Kata kunci: agro wisata, terasering, tiga pilar, pembangunan berkelanjutan The Tabanan district government since 2010 has launched a number of moves that have touched the lives of rural communities, especially farmers, ranchers and poor households through the Food Development Movement (Food Gate) Serasi, Community Economic Development Movement (Serasi Gold Gate), Tourism Gate (Dewi) and the last is the Great Gate of Serasi. These development movements run in synergy and are village-based. Gunung Salak village is one of the villages proclaimed as an agro tourism village. In Topography, Gunung Salak Village is an area with very beautiful hills and terraces, Panorama Perkebunan is very wide, so it has the potential to be developed for tourism such as Treking tourism, Agro Tourism and Religius tourism. In the area of Salak Judga Mountain, there is a very potential location such as: Waterfall Br. Kanciana, Protected Goa at Mount Salak Br, View of Rice Fields and very beautiful Plantation, Oprouder trekking area, Lukisan Kresnadana Studio, Okokan mebarung Br Apit Yeh traditional dance and supported by people's hospitality. Mahasaraswati University Regional Partnership Development Team (PKW) has carried out several coaching industries supporting Gunung Salak Tourism Village, such as culinary produced by Mawar and Kenanga Farmer Women Groups. The success of the Gunung Salak village as a tourism village requires the commitment of all parties, including the government, community and tourism actors.

Article Details

How to Cite
Suryadarmawan, I. G. A. G., Sukanteri, N. P., & Suryana, I. M. (2019). Sinergi Tiga Pilar Pembangunan Dalam Pariwisata Berkelanjutan. Paradharma (Jurnal Aplikasi IPTEK), 3(1). https://doi.org/10.36002/jpd.v3i1.946
Section
Articles