Peningkatan Produksi Kopi Melalui Pemangkasan
Article Sidebar
Published:
Dec 15, 2019
Dimensions
Altmetrics
Statistics
Read Counter : 614
Download : 443
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
ABSTRACT
Keywords: Pruning production, reproductive branches, productive branches, intensive
Peningkatan Produksi Kopi Melalui Pemangkasan
Tim Program Kemitraan Wilayah (PKW) Universitas Mahasaraswati Denpasar bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Saraswati Tabanan telah melakukan pendampingan pemangkasan berat pada tanaman kopi di Desa Batungsel Kabupaten Tabanan. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran petani kopi untuk melakukan pemangkasan, karena selama ini petani kopi sangat jarang malahan tidak pernah melakukan pemangkasan pada tanaman kopi karena pengetahuan petani masih keliru terhadap tindakan pemangkasan. Dalam persepsi petani pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kopi justru akan mengurangi produksi karena tindakan pemangkasan akan menghilangkan beberapa bagian tanaman yang sebenarnya tidak bermanfaat. Padahal pemangkasan memiliki beberapa keuntungan seperti 1) Mendorong pertumbuhan cabang produktif yang baru; 2) Menentukan jumlah cabang reproduktif yang optimal; 3) Sarana untuk pengontrol produksi; dan 4) Mencegah pertumbuhan cabang liar sehingga memudahkan dalam melakukan pemeliharaan. Melalui kegiatan pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan, akhirnya tim mampu meyakinkan petani tentang manfaat pemangkasan pada tanaman kopi. Kegiatan pendampingan juga dilakukan di Desa Jelijih Punggang dimana desa ini selain merupakan sentra tanaman manggis juga sebagian besar masyarakatnya memiliki tanaman kopi terutama kopi Robusta. Animo masyarakat terhadap pemangkasan akhirnya dapat dirubah dan petani juga diberikan pemahaman agar selalu melakukan pemeliharaan yang intensif terhadap tanaman kopi di lapangan, sehingga produksi kopi di Desa Batungsel dan Desa Jelijih Punggang dapat ditingkatkan.
Kata kunci: Pemangkasan produksi, cabang reproduktif, cabang produktif, intensif
This program was conducted at two villages in Pupuan district Tabanan Regency. Those villages have plenty coffee plantation which is very limited technology adoption. This situation impact for the quantity of coffee bean production and also the quantities so far. Pruning is one of effective way to increase coffee production because this activities can drive the plant to grow the new branch especially the productive branches that can be support the new juvenile productive branches. If the weather in comfortable zone, the productive branches will support to produce good quality of coffee beans. Though pruning has several advantages such as 1) encouraging the growth of new productive branches, 2) determining the optimal number of reproductive branches 3) facilities for production control and 4) preventing the growth of wild branches so as to facilitate maintenance. Through ongoing mentoring activities, the team was finally able to convince farmers about the benefits of pruning on coffee plants. Mentoring activities were also carried out in the village of Jelijih Punggang where the village was not only a mangosteen center but also most of the people had coffee plants, especially Robusta coffee. Public interest in pruning can eventually be changed and farmers are also given an understanding to always carry out intensive maintenance of coffee plants in the field, so coffee production in the village of Batungsel and the village of Jelijih Punggang can be increased
ABSTRACT
Keywords: Pruning production, reproductive branches, productive branches, intensive
Peningkatan Produksi Kopi Melalui Pemangkasan
Tim Program Kemitraan Wilayah (PKW) Universitas Mahasaraswati Denpasar bekerja sama dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat IKIP Saraswati Tabanan telah melakukan pendampingan pemangkasan berat pada tanaman kopi di Desa Batungsel Kabupaten Tabanan. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran petani kopi untuk melakukan pemangkasan, karena selama ini petani kopi sangat jarang malahan tidak pernah melakukan pemangkasan pada tanaman kopi karena pengetahuan petani masih keliru terhadap tindakan pemangkasan. Dalam persepsi petani pemangkasan yang dilakukan pada tanaman kopi justru akan mengurangi produksi karena tindakan pemangkasan akan menghilangkan beberapa bagian tanaman yang sebenarnya tidak bermanfaat. Padahal pemangkasan memiliki beberapa keuntungan seperti 1) Mendorong pertumbuhan cabang produktif yang baru; 2) Menentukan jumlah cabang reproduktif yang optimal; 3) Sarana untuk pengontrol produksi; dan 4) Mencegah pertumbuhan cabang liar sehingga memudahkan dalam melakukan pemeliharaan. Melalui kegiatan pendampingan yang dilakukan secara berkelanjutan, akhirnya tim mampu meyakinkan petani tentang manfaat pemangkasan pada tanaman kopi. Kegiatan pendampingan juga dilakukan di Desa Jelijih Punggang dimana desa ini selain merupakan sentra tanaman manggis juga sebagian besar masyarakatnya memiliki tanaman kopi terutama kopi Robusta. Animo masyarakat terhadap pemangkasan akhirnya dapat dirubah dan petani juga diberikan pemahaman agar selalu melakukan pemeliharaan yang intensif terhadap tanaman kopi di lapangan, sehingga produksi kopi di Desa Batungsel dan Desa Jelijih Punggang dapat ditingkatkan.
Kata kunci: Pemangkasan produksi, cabang reproduktif, cabang produktif, intensif
This program was conducted at two villages in Pupuan district Tabanan Regency. Those villages have plenty coffee plantation which is very limited technology adoption. This situation impact for the quantity of coffee bean production and also the quantities so far. Pruning is one of effective way to increase coffee production because this activities can drive the plant to grow the new branch especially the productive branches that can be support the new juvenile productive branches. If the weather in comfortable zone, the productive branches will support to produce good quality of coffee beans. Though pruning has several advantages such as 1) encouraging the growth of new productive branches, 2) determining the optimal number of reproductive branches 3) facilities for production control and 4) preventing the growth of wild branches so as to facilitate maintenance. Through ongoing mentoring activities, the team was finally able to convince farmers about the benefits of pruning on coffee plants. Mentoring activities were also carried out in the village of Jelijih Punggang where the village was not only a mangosteen center but also most of the people had coffee plants, especially Robusta coffee. Public interest in pruning can eventually be changed and farmers are also given an understanding to always carry out intensive maintenance of coffee plants in the field, so coffee production in the village of Batungsel and the village of Jelijih Punggang can be increased
Article Details
How to Cite
Section
Articles
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.