RAGAM ALEL MIKROSATELIT BURUNG KAKATUA KECIL JAMBUL KUNING (Cacatua sulphurea)
Article Sidebar
Download : 206
Main Article Content
Abstract
ABSTRAK
Populasi burung Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) di alam semakin memprihatinkan, sehingga diperlukan kajian ilmiah untuk membantu upaya penangkaran jenis ini. Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui ragam alel yang terdapat pada Burung Kakatua Kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang dikembangkan secara konservasi eksitu di lembaga konservasi di Provinsi Bali. Ragam alel diketahui melalui identifikasi ukuran alel DNA mikrosatelit yang terdapat pada burung tersebut. Data dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pembuatan database DNA ataupun untuk keperluan dan strategi konservasi di kemudian hari terutama untuk memperkaya data keanekaragaman genetik. Pengambilan sampel burung Kakatua Kecil Jambul Kuning Kecil dengan menggunakan metode purposive sampling. Proses ekstraksi DNA menggunakan metode Phenol-Kloroform (Sambrook dan Russel, 2001) yang dimodifikasi. DNA burung hasil isolasi diamplifikasikan pada mesin PCR (Aplied Biosystem 2720 Thermal Cycler) dengan menggunakan dua pasang primer mikrosatelit. Adapun campuran untuk proses PCR adalah : PCR Master Mix Solution 9,5 µl, DNA template 2 µl dan primer mikrosatelit 1 µl dengan volume total 12,5 µl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada primer Prob 06 tidak muncul alel dikarenakan terjadi mutasi pada sisi annealing atau primer site pada DNA template baik pada reverse ataupun forward. Lokus Prob 15§ menghasilkan panjang alel yang sama atau hanya satu alel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi genetik pada sampel penelitian ini sangat rendah.
Kata Kunci: Keragaman Alel, Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
Article Details
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
References
DAFTAR PUSTAKA
Gagneux, P., C. Boesch., D.S. Woodruff. 1997. Microsatellite Scoring Errors Associated With Noninvasive Genotyping Based on Nuclear DNA Amplified from Shed Hair. Mol Ecol 6: 861–868.
Garcia, F.J., M. Canonne., E. Quillet., F. Bonhomme., B. Chatain. 1998. The Application of Microsatellite Markers to Breeding Programmes in the Sea Bass, Dicentrarchus labrax. Aquaculture 159: 303–316.
Imansyah, M. J., D.G. Anggoro., N. Yangpatra., A. Hidayat., Y.J. Benu. 2005. Sebaran dan Karakteristik Pohon Sarang Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea parvula) di Pulau Komodo, Taman Nasional Komodo. Available at : https://www.yumpu.com. Opened: 12.04.2014
Junitha, I.K. 2007. Penggunaan DNA Mikrosatelit Untuk Penelusuran Kawitan Pada Soroh-Soroh Masyarakat Bali (Suatu Kajian Pustaka). Bali. Jurnal Biologi XI (2) : 50-54.
Nei, M. 1987. Molecular Evolutionary Genetics. New York. Columbia University Press.
Pujo dan Mariana. 2007. Konservasi Ex Situ Burung Endemik Langka Melalui Penangkaran. Available at : www.dephut.go.id/files/Pujo_Mariana.pdf Opened: 12.04.2014
Tegelström, H. 1986. Mitochondrial DNA in Natural Population: an improved routine for screening of genetic variation based on sensitive silver staining. Electrophoresis 7:226-229.
Wattier, R., C.R. Engel., P. Saumitou-Laprade., M. Valero. 1998. Short Allele Dominance as a Source of Heterozygote Deficiency at Microsatellite Loci : Experimental Evidence at the Dinucleotide Locus Gv1CT in Gracilaria gracilis (Rhodophyta). Mol Ecol 7: 1569–1573.